Revolusi Ban Kendaraan Bermotor Tanpa Nitrogen
Mengutip situs resmi Michelin, saat ini, teknologi tanpa udara diterapkan dalam prototipe Unique Puncture-proof Tire System (UPTIS). Kombinasi ban tanpa udara dan rakitan roda untuk mobil penumpang.
Dengan sistem ini, pengendara diklaim tak perlu lagi takut dengan kondisi jalanan 'neraka' yang bisa membuat ban bocor.
Michelin menjelaskan, UPTIS menghilangkan risiko kehilangan kendali kendaraan atau harus berhenti di pinggir jalan dengan kondisi ceper (karen ban bocor/ kempes).
Berdasarkan survey Michelin tahun 2012-2015, setiap tahun, setidaknya ada 20% ban dibuang sebagai skrap karena kempes dan kehilangan tekanan dengan cepat (12%) atau keausan tidak teratur yang disebabkan oleh tekanan ban yang buruk (8%). Angka ini setara dengan 200 juta ban atau 2 juta ton.
"Itu 200 kali berat Menara Eiffel," demikian mengutip situs resmi Michelin, Kamis (5/1/2022).
Sementara itu, Auto Express menyebutkan, Michelin bakal merilis ban tanpa udara ini di tahun 2024. Dan telah melakukan uji coba di tahun 2021 lalu.
Lalu apa itu ban tanpa udara?
Ban mengalami perkembangan sejalan dengan era otomotif itu sendiri, namun dengan konsep yang sama. Artinya, tak ada perbedaan antara ban dengan angin atau tanpa angin.
Auto Express menyebutnya, donat karet berisi udara atau angin, atau akhir-akhir ini sedang tren, nitrogen.
Ban pneumatik tradisional, berisi angin tekanan tinggi untuk menopang mobil, menyerap benturan, dan memberikan traksi dan cengkeraman yang diperlukan untuk mengendarainya dengan aman.
Sementara, ban tanpa angin/ udara atau ban non-pneumatik, disebut ban bebas kempes adalah hasil desain baru revolusioner.
Tapi jangan salah.
Ban tanpa angin tak sama dengan ban run-flat tyres (RFT).
RFT, ban berisi angin, dirancang khusus dengan penguatan dinding samping ekstra yang membuatnya mampu melaju sekitar 50 mil (sekitar 80 km) dengan kecepatan maksimum 50 mph bahkan saat kempes setelah bocor.
Sedangkan, ban tanpa angin/udara, memang tak pernah berisi angin dan tak akan pernah mengalami kempes atau bocor karena tusukan.
Disebut ban 'bebas kempes' tanpa udara karena tidak pernah terisi udara dan oleh karena itu tidak pernah mengalami tusukan sejak awal.
Ban ini sebenarnya sudah digunakan untuk kendaraan tertentu seperti mobil golf maupun mesin pemotong rumput. Namun, untuk digunakan pada mobil atau kendaraan penumpang yang lebih besar membutuhkan pengujian lanjut.
Sementara, jika Michelin sesuai prediksi bisa memproduksi komersial ban UPTIS-nya, diperkirakan pada awalnya akan tersedia di pasar Asia Timur.
Lalu apa keunggulan ban tanpa angin? Berikut detailnya:
- antikempes
Teknologi ban tanpa angin menghilangkan risiko tusukan yang membuat mobil jadi ceper atau kehilangan keseimbangan.
- nggak perlu ban serep
Karena minim kemungkinan ban bocor, keharusan membawa ban serep dan peralatan pengganti ban pun jadi berkurang. Artinya, ruang penyimpanan di bagasi jadi lebih longgar.
- lebih hemat
Karena antikempes, antibocor, pengendara semakin bebas melakukan aktivitasnya, tetap produktif dan efisien. Tak harus was-was mengganti ban, sehingga dapat menekan biaya.
- tahan lama tanpa ribet
Ban tanpa udara disebut-sebut lebih tahan lama dan membutuhkan lebih sedikit perawatan dibandingkan ban konvensional.
- emisi karbon lebih rendah
Ban mengalami rolling resistance, di mana energi hilang saat ban melentur ketika bersentuhan dengan permukaan jalan, membuatnya lebih sulit untuk menggelinding dan membutuhkan lebih banyak tenaga dari mesin mobil untuk bergerak. Beberapa pabrikan, seperti Bridgestone, berpendapat, tahanan gelinding pada ban bebas udara konsep mereka sama rendahnya dengan ban 'Ecopia' yang hemat bahan bakar, membuatnya lebih efisien daripada ban arus utama rata-rata.
- mudah didaur ulang
Ban tanpa angin dapat dengan mudah didaur ulang. Desainnya membuat ban tanpa udara terbuat dari bahan yang sepenuhnya didaur ulang dan dapat didaur ulang.
Hanya saja, ban tanpa angin ternyata memiliki kekurangan atau kerugian. Apa saja?
Masih mengutip Auto Express, berikut kekurangan ban tanpa angin:
- lebih berisik
Ban jenis ini disebut lebih berisik daripada ban berisi udara konvensional. Ban tanpa udara juga melewati lebih banyak getaran melalui kendaraan daripada ban tradisional, meskipun teknologi terus berkembang untuk menyempurnakannya.
- lebih mahal
Untuk saat ini, setidaknya ban pengap berada di sisi yang mahal. Michelin Tweel berharga hingga $750 per roda tergantung ukuran dan jenisnya, dan masih terbatas untuk penggunaannya.
- nggak semua rendah emisi
Ternyata, tak semua ban tanpa udara rendah emisi karbon CO2. Beberapa mengklaim, sebagian besar ban tanpa udara sebenarnya memiliki tambalan kontak yang lebih besar (area ban yang bersentuhan dengan permukaan jalan) dan karena itu memiliki tahanan gelinding yang lebih tinggi. Hal ini dapat membuat mesin mobil menjadi kurang efisien karena harus menggunakan lebih banyak energi dan bahan bakar untuk menggerakkan roda, yang juga meningkatkan emisi CO2.
Sumber : www.cnbcindonesia.com/news/20230105000219-4-402917/heboh-ban-tanpa-angin-dan-antibocor-apa-untung-ruginya
Lainnya
Industri Komponen Otomotif dan Aftermarket Dunia Semakin Diminati
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong pengusaha di Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada di Industri komponen otomotif dan aftermarket. Pasalnya, industri te..... selengkapnya
INAPA Surabaya 2024
Dear Automotive Professional, Jangan sampai lewatkan! 20 - 22 November 2024 di Grand City Covex, Surabaya ! Ayo hadir di pameran suku cadang otomotif berskala internasional yang paling ditunggu-t..... selengkapnya
Dukungan KBRI Berlin di Automechanika Frankfurt 2024, Jadi Langkah Positif Industri Otomotif Indonesia
Lima perusahaan spare part otomotif asli bikinan Indonesia ikut dalam acara pameran Automechanika Frankfurt 2024 di Am Main Frankfurt, Jerman yang diselenggrakan mulai tanggal 10-14 September 2024. Li..... selengkapnya
Kinerja Emiten Komponen Otomotif Tertekan Penurunan Pasar Otomotif
Industri komponen cukup terdampak oleh pelemahan pasar otomotif nasional. Terbukti, kinerja keuangan emiten-emiten yang bergerak di sektor tersebut cenderung menurun pada paruh pertama tahun 2024. ..... selengkapnya
Mobil Hybrid Bisa Pangkas 50 Persen Konsumsi BBM
Payung besar untuk memangkas emisi karbon bukan hanya terpaku pada mobil listrik. Beragam pabrikan mobil di Indonesia punya teknologi alternatif untuk mencapai net zero emission. Dengan emisi gas bua..... selengkapnya
Kemendag Dorong Ekspor Produk Manufaktur Indonesia ke Vietnam
Kementerian Perdagangan terus mempromosikan produk unggulan suku cadang Indonesia melalui partisipasi pada pameran otomotif terbesar di Vietnam, yakni Automechanika Ho Chi Minh (AHCM) di Ho Chi Minh C..... selengkapnya
Bisnis Komponen Otomotif Diproyeksi Tumbuh Positif di Tahun 2024
Pelaku industri komponen otomotif optimistis kinerja akan membaik dan bertumbuh pada tahun ini setelah sepanjang tahun lalu jumlah penjualan mobil mengalami penurunan yang berimbas pada kinerja indust..... selengkapnya
Baterai Motor Listrik Belum ‘Seragam’, Kemenperin Dorong Adanya Standarisasi
Sepeda motor menjadi alat transportasi populer di Indonesia. Jenis kendaraan yang digunakan masih mengandalkan mesin berbahan bakar bensin, sedangkan versi penggerak listrik belum banyak digunakan. ..... selengkapnya
Masuki Era Elektrifikasi, Industri Komponen Nasional Perkuat Daya Saing
Menghadapi era elektrifikasi, industri komponen dalam negeri terus berbenah. Salah satunya dengan meningkatkan daya saing. “Kita melakukan pelatihan untuk menghadapi era elektrefikasi,” ujar Ke..... selengkapnya
Kerjasama JAPIA - GIAMM - PIKKO
Kunjungan kerja Japan Auto Parts Industries Association (JAPIA) , Gabungan Industri Alat-Alat Mobil & Motor (GIAMM) dan Perusahaan Industri Kecil Komponen Otomotif (PIKKO) ke Menteri Perindustrian, Ba..... selengkapnya
Kunjungan KITC Ke 3 Perusahaan Anggota GIAMM
KITC bersama dengan asosiasi komponen otomotif korea melakukan kunjungan kepada 3 Perusahaan anggota GIAMM yang salah satunya PT Selamat Sempurna Tbk. ..... selengkapnya
Anggota GIAMM yang mengikuti acara pameran GAIKINDO INTERNATIONAL AUTOMOTIVE CONFERENCE (GIAC)
Beberapa anggota GIAMM yang ikut serta dalam pameran GIAC di ICE BSD City 2023 1. ADR gruop 2. PT. Yuasa Battery Indonesia 3. PT Chemco Harapan Nusantara 4. PT Denso Indonesia 5. PT Hitachi Ast..... selengkapnya
Automechanika 2023 di Vietnam Dihadiri oleh 11 Perusahaan Otomotif Indonesia
Sebanyak 11 perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor otomotif, khususnya dalam produksi suku cadang, turut serta dalam pameran Automechanika 2023 yang diadakan di Saigon Exhibition and Convention ..... selengkapnya
Bahan Bakar Sintetis (eFuel) Penyelamat Mobil ICE
Bahan bakar sintetis atau eFuel telah menyelamatkan kendaraan pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE) dari kepunahan di Eropa dan kemungkinan di seluruh dunia. Lantas apa itu eFuel dan menga..... selengkapnya
Uji Coba BBM Bioetanol
Pemerintah memulai uji coba pasar (market trial) secara terbatas untuk produk bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 5% (E5) pada awal Juli 2023. Direktur Jenderal Energi Ba..... selengkapnya
Honda, Suzuki, Yamaha dan Kawasaki Kompak Kembangkan Motor Hidrogen
Empat pabrikan raksasa sepeda motor di Jepang melakukan kerjasama dalam mengembangkan mesin bertenaga hidrogen. Keempat pabrikan tersebut membentuk HySE (Hydrogen Small Mobility and Engine Technology)..... selengkapnya
Industri Komponen Otomotif RI Pamerkan Teknologi AI di Hannover Messe 2023
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengungkapkan, Hannover Messe 2023 menjadi ajang penting untuk menampil..... selengkapnya
Klakson Denso Bikin Jeritan LCGC dan LMPV Lebih Nyaring
Denso Indonesia memperkenalkan klakson dengan tipe single disc high tone. Komponen penghasil suara ini diakui memiliki suara lebih nyaring dibanding klakson bawaan pabrikan (OEM). Product Manage..... selengkapnya
Elektrifikasi Kendaraan di Uni Eropa Mencapai Hampir 50% Pada Tahun 2023
Negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan memproduksi hampir dua juta kendaraan listrik baterai (BEV) tahun ini, meskipun ada kekhawatiran atas harga material dan perlambatan laju penurunan biaya bate..... selengkapnya
Mobil Listrik Bisa Menghemat Energi Hingga 80 Persen
Mobil listrik dinilai mampu menghemat energi hingga 80 persen dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Ini merupakan salah satu hasil studi dan riset yang didorong ol..... selengkapnya
Mobil Listrik dan ICE Berjalan Beriringan
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan kendaraan bermotor dengan teknologi pembakaran dalam (internal combustion engine/iCE) alias mobil konvensional masih akan tetap diproduksi di Indonesi..... selengkapnya
Revolusi Industri 4.0 Optimalkan Potensi Indonesia di Sektor Manufaktur
Akselerasi revolusi industri 4.0 yang dicanangkan melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur didorong bertransformasi menggunakan teknologi digital di seluruh rantai nil..... selengkapnya